DRESDEN (Arrahmah.com) - Kekejian kembali dilakukan terhadap muslim oleh orang kafir. Seorang muslimah yang tengah hamil tiga bulan ditikam sampai meninggal di dalam ruang sidang Dresden, lapor koran Bild Jerman edisi Jumat (3/7).
Menurut surat kabar Mesir, muslimah malang itu bernama Marwa al-Sherbini (32), perempuan berkewarganegaraan Mesir yang sedang menggugat penyerang setelah Marwa dihina karena memakai hijab. Penyerang, diidentifikasi dengan nama Alex W., merupakan laki-laki berkewarganegaraan Jerman keturunan Rusia. Alex malah meminta uang ganti sebesar €780 karena ia merasa difitnah.
Marwa al-Sherbini adalah istri akademisi Mesir, Elwi Ali-Okaz. Dia juga terluka dalam insiden setelah ia mencoba untuk menolong istrinya dan berada dalam kondisi kritis di rumah sakit.
Polisi saat ini sedang menginvestagasi Alex atas kasus pembunuhan ini.
"Investigasi kejahatan ini telah memperlihatkan beberapa indikasi bahwa tersangka telah berseteru terhadap orang asing itu - berdasarkan tanda-tanda yang kami temukan," kata kepala polisi Saxony, Bernd Merbitz.
Magdi Al-Sayed, salah seorang pejabat kedutaan besar Jerman di Kairo, mengatakan bahwa kasus itu disembunyikan dan tidak merefleksikan sikap Jerman terhadap umat Islam.
"Ini merupakan tindakan kriminal. Hal ini tidak ada hubungannya dengan penganiayaan terhadap umat Islam," kata Sayed pada harian Mesir, The Gazette.
Aksi penikaman tersebut terjadi pada 1 Juli, saat Marwa al-Sherbini sedang memberikan kesaksiannya. Saat Marwa diserang, peserta sidang lainnya pun ikut rusuh, kemudian polisi melepaskan tembakan di ruangan. Marwa al-Sherbini telah tewas di ruangan itu.
Alex (semoga Allah memberikan balasan yang setimpal atas penganiayaannya), yang berusia 28 tahun itu segera disergap dan kini ia ada di bawah investigasi atas kasus pembunuhan, kata juru bicara kantor kejaksaan Dresden.
Sementara itu, duka yang mendalam dialami oleh ibu Marwa al-Sherbini. Padahal ia tengah menantikan kehadiran cucu yang dikandung oleh Marwa.
"Saya tidak pernah membayangkan anak saya akan meninggal dengan cara seperti ini," perempuan itu membatin. Tangisnya meledak.
"Adik saya syahid karena tengah mempertahankan hijabnya," kata Tareq al-Sherbini, saudara laki-laki Marwa.
Tareq menyatakan bahwa sebelumnya, Marwa harus berhadapan dengan peringatan untuk melepaskan jilbabnya sebelum ia pergi ke pengadilan.
"Sehari sebelum pembunuhan, seorang teman memberi tahu Sherbini agar ia melepaskan hijabnya jika hidupnya tidak ingin terancam," kata Hisham al-Ashkari, seorang profesor Universitas Aexandria yang juga merupakan teman dekat keluarga Sherbini.
"Marwa mengatakan lebih baik ia kehilangan hidupnya daripada kehilangan keyakinan," tambah al-Ashkari.
Hijab telah menjadi subjek perdebatan politik di Jerman, dimana 3,5 juta muslim tinggal. Beberapa negara bagian Jerman sama sekali melarang penggunaan hijab bagi guru-guru di sekolah. (Althaf/afp/al-masri/thelocal/arrahmah.com)
Komentar :
Post a Comment
Berikan Komentar Anda