(Q.S. Al Hujurat ayat 6)
Tidak ada yang perlu ditakuti dalam mengungkap kebenaran
Perjalanan hidup kedua aktifis Islam kota Solo bernama Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono akhirnya berakhir setelah kedua kepala mereka dilubangi dengan peluru-peluru yang dimuntahkan dari senapan tim Densus88. Cerita bermula tanggal 7 Agustus 2009, kedua pria tersebut pada pagi hari di hari Jum'at tersebut masih ikut bekerja bakti di kampung Brengosan dan mengikuti sholat Jum'at di masjid setempat. Setelah itu keduanya dikabarkan berpamitan akan pergi keluar kota untuk mengantarkan barang.
Sora harinya, di desa Beji, Kedu, kecamatan Temanggung terjadi penggerebekan tim Densus88 di sebuah rumah di desa tersebut. Pengepungan rumah tersebut dimulai pukul 17:00 WIB, dari kabar yang terus dipantau dari televisi, diberitakan jika didalam rumah tersebut terdapat buronan tim Densus nomor wahid yaitu Noordin M Top. Haripun makin gelap dan penyerbuan dan pengepungan dirumah tersebut belum juga selesai.
Pada Sabtu diniharinya, kabar mengejutkan tiba-tiba disampaikan kapolri Bambang Hendarso Danuri. Ia mengatakan, di Bekasi tepatnya di Jatiasih juga dilakukan penggerebekan sebuah rumah yang beralamat di Puri Nusapala Blok D Jatiasih Bekasi. Dalam penggerebekan tersebut dikabarkan dua pria tewas, diidentifikasi sebagai Air Setiwan dan Eko Joko Sarjono warga Solo / Surakarta. Mereka tewas karena dikabarkan akan melawan polisi saat hendak ditangkap dengan melemparkan bom tangan.
Penggerebekn di Temanggung pun akhirnya dinyatakan selesai esok harinya pada Sabtu, 8 Agustus 2009 sekitar pukul 10:00 WIB. Dan hanya ditemukan satu pria tewas dalam rumah tersebut yang awalnya dinyatakan sebagai Noordin M Top.
Haripun berlalu hingga Rabu pagi tanggal 12 Agustus 2009. Pada hari tersebut polisi akan menggelar jumpa pers di RS Polri Kramat Jati untuk mengungkap semua hasil operasi tim Densus88 mulai dari yang di Temanggung hingga yang di Bekasi. Pukul 09:30 WIB jumpa pers dimulai, acara pun sampai pada penjelasan siapa-siapa mayat yang saat itu sedang berada di ruang otopsi RS PolriKramat Jati tersebut. Foto pertama yang diperlihatkan polri adalah foto kepala Dani Dwi Permana pelaku bom hotel JW Marriott, foto kedua adalah foto kepala pria yang dinyatakan sebagai Nana Permana, pelaku bom hotel Ritz Calrton. Foto ketiga adalah foto Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono, dalam foto hitam putih tersebut kedua foto kepala pria asal Solo itu terlihat biasa saja. Pun ketika pada foto terakhir, yaitu foto yang ditunggu-tunggu mengenai siapa MR X di Temanggung tersebut. Akhirnya diperlihatkan foro kepala pria yang diidentifikasi polri sebagai Ibrohim dan bukan Noordin M Top. Foto Ibrohim juga terlihat biasa dengan mata memandang ke depan dan wajah bersih.
Siang itu, redaksi MuslimDaily yang ikut pada jumpa pers di RS Polri Kramat Jati langsung mengkontak keluarga Air Setiawan dan Eko Joko di Solo jika kedua pria yang dinyatakan tewas di Bekasi tersebut sama dengan ciri-ciri yang diberikan keluarga kepada pihak Densus88, dan keluarga pun langsung berangkat menuju Jakarta kembali.
Sementara itu persiapan pemakaman jenazah mulai dilakukan di kampung Brengosan sambil menunggu kedatangan jenazah. Spanduk bertuliskan Selamat Datang Asy-Syahid Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono pun mulai dipasang di sudut-sudut kampung tersebut. Malam harinya saat masih menunggu kedatangan jenazah, terjadi keributan antara polisi yang berjaga di kampung tersebut dan para pemuda Islam yang pada datang bertakziyah. Sebabnya adalah polisi tidak mau spanduk sambutan jenazah tersebut dipasang, polisi berusaha menurunkan namun dihalangi para pemuda hingga terjadi bentrok, beberapa polisi dihajar para pemuda.
Para pemuda tersebut juga melarang liputan wartawan dari sebuah televisi swasta di negeri ini yang mereka anggap beritanya tidak berimbang dan sangat menyudutkan para jenazah. Tulisan larangan masuk kepada stasiun televisi tersebut banyak ditempel di beberapa akses masuk ke kampung brengosan tersebut.
Esoknya, hari Kamis tanggal 13 Agustus 2009 mulai pagi hari, ribuan pemuda Islam dari kota Solo dan beberapa kota tetangga mulai memadati kampung Brengosan tersebut untuk datang bertakziah. Makin siang makin banyak pula yang datang.
Redaksi MuslimDaily yang langsung datang kerumah jenazah melihat sendiri kondisi kedua mayat tersebut. Dan ternyata sangat berbeda dengan gambar yang diperlihatkan polri pada hari sebelumnya saat di RS Polri Kramat Jati. Dalam foto di RS Polri tersebut tampak tidak ada yang aneh dengan wajah kedua jenazah. Namun setelah kafan bagian wajah dibuka, terdapat banyak sekali luka diwajah.
Pada wajah jenazah Air Setiawan, bagian mata sebelah kiri terdapat luka lebam. Pada bagian jidat atas terdapat luka bekas tembak yang menembus hingga kepala bagian belakang bawah, luka tembak juga terdapat didekat telinga kiri hingga kebelakang. Luka tembak di jidat sudah dijahit, namun bagian belakang kepala hancur dan jika disentuh terasa lembek, sehingga bagian belakang kepala pun dibungkus dengan plastik kresek. Bagian tubuh bawah tidak sempat diperiksa.
Hal yang sama juga terjadi pada Jenazah Eko Joko Sarjono, malah luka bekas pukulan benda tumpul semakin jelas terlihat. Hidung jerlihat robek(kemungkinan juga bekas luka tembak jarak dekat) namun sudah dijahit, bagian belakang kepala juga hancur.
Kondisi kedua jenazah yang sudah meninggal selama satu pekan tesebut masih terlihat segar, bahkan setelah enam hari darah masih terus mengalir dari luka-luka mereka, terlebih pada bagian telinga, darah cair masih mengalir, Subhanallah.
Akhirnya pukul 09:30 WIB hari Kamis 13 Agustus 2009, kedua jenazah dibawa ke Masjid Al Muhajirin di kampung Brengosan untuk disholatkan. Sholat gelombang pertama di pimpin oleh ustad Abu Bakar Ba'asyir dari Jamaah Anshorut Tauhid dan kemudian sholat dilanjutkan berkali-kali oleh para pentakziah yang jumlahnya ribuan tersebut.
Setelah itu jenazah diantar ke komplek "Pekuburan Khusus Orang Sholat" didaerah Kalioso Sragen. Ribuan pemuda Islam Solo mengantar jenazah hingga ke liang lahat, pekikan "Allahu Akbar" dan Isy Karima au Mut Syahida" tak henti-henti mereka teriakkan disepanjang perjalanan ke kuburan tersebut.
Akhirnya jenazah keduanya dikuburkan berdampingan di kuburan khusus Muslim tersebut. Prosesi pun ditutup dengan doa kembali oleh ustad Abu Bakar Ba'asyir yeng mendoakan semoga keduanya mendapat pahala seorang Mujahid, dan juga sebelumnya beliau menyatakan polisi yang menembak keduanya akan mempertanggung jawabkan kelak.
Kota Solo ini memang lain, di saat daerah lain menolak para jenazah "teroris" tersebut, di kota ini ribuan pemuda malah menyambut dan mengantar jenazah dengan antusias hingga ke liang lahat.
Namun kota ini juga kembali menjadi sasaran operasi tim Densus88, beberapa hari terakhir kembali muncul daftar DPO Densus88 untuk kota Solo, beberapa inisialnya adalah UR dan SS.
Namun, apakah sebenarnya yang terjadi pada Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono??? Wallahua'lam, hanya Allah Subhanahu wa ta'ala dan Densus88 yang mengetahuinya. Karena banyak pihak ragu keduanya tewas di Bekasi, namun dihabisi di perjalanan.
[muslimdaily.net]
(Q.S. Al Hujurat ayat 6)
Komentar :
Post a Comment
Berikan Komentar Anda